"Menangis adalah tandanya orang lemah." Kita mungkin sudah sering mendengar kalimat tersebut terlontar dari mulut beberapa orang, bisa dari teman, pacar, orang tua, atau bahkan dari seseorang yang tak kita kenal sekalipun. Seperti ada peraturan tak tertulis yang mengatakan bahwa menangis merupakan hal tabu untuk dapat dilakukan (dirasakan) terutama oleh seorang laki-laki. Meskipun menangis mempunyai beberapa bentuk, di sini kita akan fokus pada menangis yang disebabkan secara emosional.
Menurut Wikipedia sendiri Menangis adalah respons fisik akibat dari refleks ataupun dari gejolak emosi yang dirasakan oleh seseorang.
Sekarang, apa benar menangis merupakan tanda laki-laki lemah? Ini hal yang sangat menarik untuk dibahas, pasalnya tak sedikit orang yang masih beranggapan demikian, aku pun tak jauh berbeda.
Mungkin sebagian dari kalian pernah berpikir, bukan karena kalian percaya menangis adalah tanda orang lemah, tapi lebih dikarenakan rasa malu yang timbul dari proses menangisnya itu yang membuat kalian menahan gejolak emosi di dalam hati. Terlebih lagi ejekan yang akan datang dari teman setelahnya, mereka akan berkata.
"Dasar lemah, lo."
"Laki-laki loyo."
"Mental banci."
Begini, aku pernah dalam posisi tesebut, di mana aku berusaha mati-matian menahan air mata dikarenakan rasa malu terhadap teman dan orang sekitar, tapi begitu aku pergi ke tempat sepi maka keluarlah air mataku tanpa henti, seakan bendungan yang sudah tak sanggup menahan derasnya terjangan ombak.
Waktu itu aku masih seorang pelajar yang duduk di bangku SMP, jadi aku masih terlalu menghiraukan pendapat orang sekitar, takut dijauhi teman bila bersikap lemah, takut tak ada wanita yang akan menyukaiku. Waktu itu aku masih percaya bahwa wanita tidak menyukai laki-laki lemah dan menangis merupakan tandanya orang lemah.
Seiring berjalannya waktu pendapatku pun mulai berubah. Sekarang, menurutku lemah tak harus selalu disangkut pautkan dengan air mata. Buktinya ketika kita merasa senang sekalipun air mata masih dapat keluar, begitu pula ketika kita tertawa terbahak-bahak.
Ya ... kalau menangis tandanya lemah maka mungkin semua orang di dunia ini termasuk ke dalam golongan itu, karena aku percaya mereka semua pernah menangis terlepas dari situasi yang melatar belakanginya.
Ir. Soekarno pun yang dikenal sebagai Pahlawan kemerdekaan menangis ketika membacakan isi Pancasila untuk pertama kalinya pada 1 Juni 1945 di depan ruang sidang BPUPKI dan aku yakin kita semua sepakat bahwa beliau bukanlah orang lemah, malahan beliau tercatat dalam sejarah sebagai orang yang pemberani dan disegani bahkan oleh Bangsa-bangsa lain.
Masalah ini mungkin terlihat sepele dan teman-teman kalian yang mengejek pun sebagian besar pastinya hanya bercanda, tapi manusia merupakan makhluk yang memikiki empati dan rasa kepedulian yang tinggi serta terkadang lebih mengutamakan perasaan daripada logikanya. Sehingga lambat laun, perasaan insecure pun akan terbentuk.
Saat menangis kita mengeluarkan air mata. Nah, air mata tersebut terbukti dapat membantu kita melepaskan racun atau bahan kimia seperti hormon adrenocorticotropic (ACTH) dan protein prolaktin. Selain itu, menangis juga bisa memancing keluarnya endorphin, yang berfungsi sebagai obat penghilang rasa sakit alami untuk tubuh kita.
Dilansir dari idntimes.com, Menangis ternyata mempunyai beberapa manfaat diantaranya adalah :
- Mengurangi stres
- Memperbaiki mood
- Meningkatkan kreativitas
- Membantu menghadapi rasa kehilangan dan mengatasi kesedihan.
- Melepas perasaa negatif yang terpendam.
Untuk lebih detailnya kalian dapat mengunjungi idntimes.com
Tentunya manfaat tersebut dapat kita rasakan bila menangis dalam porsi yang pas. Menurut Psikolog Anak dan Keluarga Anna Surti Ariani S.psi., M.Si., Psi saat siaran langsung Instagram bersama @ayahbunda_, Selasa (16/6/2020).
Ia menjelaskan, lama waktu yang aman untuk merasakan emosi negatif adalah kurang dari dua minggu. Jika melebihi batas tersebut maka sudah harus membutuhkan penanganan psikiater.
Anna menyarankan, agar emosi negatif tidak terasa berat dan berkepanjangan sebaiknya dilepaskan dengan cara menyicilnya.
"Misal dalam keseharian gak mungkin kan cuma nangis doang. Tapi kalau ada masalah berat penting untuk nangis. Misal sehari tiga kali nangis, siang sehabis makan siang, menjelang sore, dan saat malam. Jadi gak mau diganggu gugat. Pokoknya cuma mau nangis aja," ungkapnya dalam siaran tersebut.
Pertama-tama aku ingin kalian untuk jujur terhadap diri sendiri. Sekarang kebayakan orang selalu berpura-pura baik-baik saja bahkan saat ia dilanda masalah. Kita terkadang selalu menampik bahwa sebenarnya kita sedang merasa sedih sambil terus menipu diri dengan berkata, "Aku baik-baik saja."
Mulailah bersikap jujur dan akui bahawa kita sekarang memang merasa sedih dan menangis mungkin diperlukan dalam poses untuk dapat terlepas dari rasa sedih tersebut.
Aku tahu hal ini sulit untuk dilakukan, kita pasti merasa harga diri kita terinjak bila harus mengakui hal tersebut. Meskipun sulit, tapi percayalah mengakui kelemahan dan jujur terhadap diri sendiri lebih baik daripada terus berpura-pura baik-baik saja dan merasa hebat dalam segala bidang.
Ingat, mereka yang hebat bukanlah yang pandai dalam segala hal, tapi mereka yang hebat adalah mereka yang berani mengakui kelemahannya sendiri dan mau mengatasinya.
Sumber :
https://www.idntimes.com/science/discovery/ganjar-firmansyah/alasan-psikologis-menangis-membuatmu-kuat-dan-sehat-c1c2
https://www.suara.com/lifestyle/2020/06/16/185620/berapa-lama-waktu-bersedih-dianggap-wajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar