Akhir-akhir ini aku merasa bahwa Blog-ku sangat sepi, begitu bersih bahkan lalat-lalat pun pasti tak mau hinggap di sana. Sangat jarang sekali aku memposting sesuatu dan dikarenakan aku malas bila harus memposting kehidupan pribadiku maka oleh karena itu, untuk beberapa bulan kedepan aku akan memposting cerita-cerita atau opiniku tentang hal-hal yang inginku bahas. Begitulah … terima kasih.
.
.
.
Sang Sultan dan Pejabat Eksekutif
Seorang Pejabat Eksekutif telah melayani Tuannya selama kira-kira 30 Tahun. Ia dikenal dan dikagumi atas kesetiaan, kejujuran,dan ketaatannya kepada Tuan. Namun demikian, kejujurannya menciptakan banyak musuh di Istana, yang menyebarkan beragama kisah tentang sikapnya yang bermuka dua dan kedurhakaannya. Mereka menghasut Sang Sultan siang dan malam hingga membuat ia mulai tidak mempercayai Pejabat yang tak bersalah itu dan akhirnya Sang Sultan memutuskan untuk memberikan hukum mati Kepada pejabat baik hati tersebut.
Di tradisi mereka, orang-orang yang dihukum mati akan diikat dan dilemparkan ke dalam kandang. Di mana Sang Sultan mengurung anjing-anjing pemburunya yang paling ganas. Anjing-anjing itu akan mencabik-cabik tubuh si korban.
Namun demikian, sebelum dilemparkan ke dalam kandang itu si Pejabat meminta sebuah keringanan atau sebuah permintaan terakhir.
"Aku ingin diberi kelonggaran selama sepuluh hari …," tuturnya, "supaya aku bisa melunasi utangku, mengumpulkan utang orang lain yang harus dibayar kepadaku, mengembalikan barang-barang orang lain yang dititipkan kepadaku untuk aku rawat, dan membagikan hartaku kepada keluarga dan anak-anakku serta menunjuk wali bagi mereka."
Setelah mendapat jaminan bahwa si Pejabat tidak akan mencoba kabur, Sang Sultan pun mengabulkan keinginannya ini.
Si Pejabat Eksekutif cepat-cepat pulang, mengambil seratus koin emas kemudian mengunjungi si Pemburu yang merawat anjing-anjing sultan. Ia memberikan semua koin emas tersebut sambil berkata, "Izinkan aku merawat anjing-anjing Sultan selama sepuluh hari."
Si Pemburu pun menyetujuinya. Jadi, selama sepuluh hari berikutnya si Pejabat Eksekutif merawat anjing-anjing itu dengan penuh perhatian, mengurus mereka dengan baik, dan memberikan banyak makanan kepada mereka. Sebelum akhir hari kesepuluh, mereka mau makan dari tangan Pria itu. Pada hari kesebelas si Pejabat dipanggil menghadap Sultan dan Hukuman itu pun diulangi. Sang Sultan memperhatikan saat Pria itu diikat dan dilemparkan ke dalam kandang anjing.
Namun demikian, saat anjing-anjing itu melihatnya, mereka berlari mendekatinya sambil menggoyang-goyangkan ekor mereka, mereka menggigit kedua bahunya dengan penuh kasih dan mulai bermain dengannya. Sang Sultan dan para saksi lain merasa takjub. Sang Sultan pun bertanya kepada Pejabat Eksekutif, mengapa anjing-anjing itu tidak menerkamnya?
Si Pejabat Eksekutif menjawab,"Aku telah merawat anjing-anjing ini selama sepuluh hari, Sultan telah melihat hasilnya sendiri. Aku telah merawatmu selama 30 tahun dan apa hasilnya? Aku dihukum mati atas tuduhan dari musuh-musuhku."
Mendengar jawabannya itu, Sang Sultan merona malu. Ia bukan hanya mengampuni si Pejabat Eksekuti, tetapi juga memberinya satu set baju yang indah dan menyerahkan para Pria yang telah memfitnah dan merusak reputasinya. Si Pejabat Eksekutif Yang Mulia membebaskan mereka dan tetap memperlakukan mereka dengan baik.
(The Subtle Rush : The Book Of Arabic Wisdom and Guile)
Tindakan sering kali lebih kuat daripada kata-kata, lebih bermakna daripada lagu dan puisi-puisi merdu. Tindakan terlihat lebih seksi dan tidak seperti kata-kata yang sering disalah pahami, tindakan umumnya mencerminkan sifat dan keinginan seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar