Ketika melakukan sesuatu atau ingin mencapai tujuan tertentu awalnya aku akan merasa bersemangat. Tubuhku panas seperti api yang merambat dan meluluh lantahkan hutan Kalimantan. Tetapi, lambat laun perasaan itu mulai surut layaknya air laut di pagi hari. Seringkali hal ini terjadi, sangat sulit untuk bisa konsisten dan sekalipun dapat konsisten. Kesulitan dan rasa tidak bertumbuh membuat api semangatku padam dan dikombinasikan dengan rasa malas membuat semuanya terasa ambyar, belum lagi perkataan orang yang mengatakan, "Ah … sudahlah, buat apa capek-capek, udah, mending berhenti aja." Menambah keyakinan bahwa aku memang tidak bisa.
Kumpulan perasaan negatif tersebut membuatku ingin menyerah dan berpikir bahwa memang inilah batasanku, mungkin sudah saatnya berhenti. Aku tidak tahu apakah kalian pernah merasakan hal ini juga. Bila dilihat dengan lebih teliti sepertinya hal inilah yang sering menyebabkan kebanyakan orang gagal dalam mencapai tujuannya, khususnya untukku sendiri.
Jadi, aku mulai bertanya-tanya, apakah hal ini memang wajar dan bagaimana caranya orang-orang hebat di zaman dulu bisa sangat berprestasi. Dari rasa penasaran itulah aku menemukan kisah yang sungguh inspiratif, kisah yang memacu semangat dan mengobarkan hasrat untuk berjuang.
Roger Gilbert Bannister Lahir pada tanggal 23 Maret 1929 di Harrow , London, Inggris. Dia adalah seorang ahli saraf sekaligus atlet lari. Kala itu para ahli mengatakan mustahil bagi seorang atlet untuk berlari sejauh satu mil (1.6 km) dalam kurun waktu kurang dari empat menit. Mereka mengatakan bahwa jantung manusia akan meledak jika seseorang berlari dengan kecepatan tersebut. Semua orang percaya akan hal ini, terlebih lagi bila melihat sejarah panjang umat manusia yang membuktikan bahwa belum ada yang memecahkan rekor tersebut.
Mungkin ketakutan yang didukung oleh fakta sejarah inilah yang membuat semua orang enggan untuk mencobanya atau tidak berusaha maksimal ketika mencobanya. Namun, pada tanggal 6 Mei 1954 Banister mencatatkan dirinya sebagai orang pertama di dunia yang berhasil mengalahkan kemustahilan tersebut. Dia membuat rekor dunia baru berlari satu mil dalam waktu kurang dari 3 menit, 59,04 detik.
Wow, rasanya aku ingin memberikan tepuk tangan dan teriakan meriah kepada orang yang tak menyerah di bawah cemoohan dan perkatakan para ahli yang menyuruhnya untuk berhenti.
Dan yang mengejutkannya lagi adalah bahwa dalam 30 hari setelah Bannister memecahkan rekor itu 32 orang telah mampu berlari sejauh satu mil dengan catatan waktu kurang dari 4 menit dan dalam satu tahun berikutnya lebih dari 300 orang telah mampu berlari sejauh satu mil dalam waktu kurang dari empat menit.
Dari kisah Bannister tersebut, kita bisa melihat bahwa setelah satu orang dapat mencapai dan merobohkan tembok kemustahilan maka akan ada orang-orang setelahnya yang mengikuti jejaknya juga. Jadi, mungkin saja pikiran dan ketakutan kita sendiri yang menjadi penghalangnya.
Tentu saja, Roger Bannister saat itu adalah seorang mahasiswa kedokteran yang melakukan penelitian dan mempelajari mekanika lari hingga ia menemukan metode ilmiah baru dalam hal berlari.
Aku tahu bahwa ini bisa dibilang contoh yang ekstrem, tetapi lagi-lagi aku sebutkan bahwa ketekunan dan usaha maksimalnyalah yang patut kita tiru.
Sumber :
https://kaltim-idntimes-com.cdn.ampproject.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar