Branda

Pupuklah Reputasi sebaik mungkin



Begitu banyak hal bergantung pada reputasi. Jagalah dengan nyawa anda. Kata-kata ini merupakan salah satu hukum di buku 48 Laws Of Power yang ditulis oleh Robert Greene. 


Jujur saja, buku ini merupakan salah satu buku paling menantang yang pernah kubaca. Kisah-kisah dari berbagai tokoh di dalamnya sungguh menakjubkan dan membuatku sering berkata, "Ah iya juga, ya," atau "oh, begitu, ya."


Tetapi, di saat yang bersamaan ada nuansa gelap, dingin, kejam, tamak, munafik, manipulatif, dan sederet sifat-sifat buruk manusia. Sepertinya cara apapun diperbolehkan asalkan kita mencapai tujuan kita (Khususnya dalam mendapatkan kekuasaan). Buku ini sangat menarik, tetapi aku menyarankan kalian untuk memperkuat tekad dan untuk memiliki kompas moral yang kuat sebelum membaca buku ini, kenapa? karena banyak sekali gagasan-gagasan yang radikal dan melawan norma. Bahkan aku sempat membaca bahwa buku ini telah dilarang di beberapa negara karena saking manipulatifnya. 


Nah, kali ini izinkan aku untuk menceritakan kembali salah satu kisah yang ada dalam buku 48 Laws Of Power yang menurutku sangat inspiratif dan mudah-mudahan kita dapat memetik pelajaran darinya.


Selama peperangan tiga Kerajaan di China 207-265 Masehi, Jendral Besar Zhuge Liang yang sering dipanggil Sleeping Dragon memimpin pasukan tentara Kerajaan Shu. Mengerahkan tentaranya yang berjumlah besar ke sebuah kamp yang jauh selagi ia beristirahat di sebuah kota kecil bersama beberapa tentara. 


Tiba-tiba, para prajurit jaga bergegas masuk sambil membawa berita mengejutkan bahwa pasukan tentara musuh yang terdiri dari seratus lima puluh ribu lebih pasukan di bawah pimpinan Sima Yi sedang mendekat. Dengan hanya seratus tentara untuk melawan musuh, situasi yang dihadapi Zhuge Liang sungguh buruk. 


Musuh dapat dipastikan berhasil untuk menangkapnya. Tanpa merasa tertekan atau meratapi nasib sialnya atau membuang-buang waktu memikirkan bagaimana bila ia ditangkap. Zhuge Liang memerintahkan pasukannya untuk menurunkan bendera mereka, membuka gerbang kota, dan bersembunyi. Kemudian, ia sendiri duduk di dinding kota paling mencolok sambil mengenakan jubah biksu tao. Ia menyalakan kemenyan, memetik kecapinya, dan mulai bersenandung. 


Beberapa menit kemudian, ia bisa melihat tentara musuh mendekat bagaikan barisan semut yang tak kunjung habis. Sambil berpura-pura tidak menyadari mereka, Zhuge Liang terus menyanyi dan memetik kecapi.


Pasukan tentara itu segera berdiri di depan gerbang kota di barisan paling depan terdapat Sima Yi yang langsung mengenali pria yang duduk di depan dinding itu, walaupun demikian, meskipun tentaranya sangat ingin memasuki kota yang tidak dijaga itu, Sima Yi bimbang, ia malah lebih memilih mengamati mereka dan tak lama kemudian, Sima Yi memerintahkan mereka untuk segera mundur dengan cepat.


Sima Yi telah berperang dengan Zhuge Liang lusinan kali dan ia mengenalnya dengan baik. Ketika melihat kota terbuka tanpa penjagaan dan Zhuge Liang yang tengah duduk bersantai ditemani petikan kecapi, Sima Yi langsung menyimpulkan bahwa semua itu adalah jebakan dan ketakutannya terhadap kepintaran Zhuge Liang membuatnya tidak berani mengambil resiko untuk memeriksa lebih lanjut. 


Begitulah, prestasi Zhuge Liang dalam Perang Tiga Kerajaan begitu bombastis, ia berhasil memenangkan banyak perang. Julukannya sebagai Naga Tidur bukanlah isapan jempol belaka. Ia terkenal cerdik, licik, dan penuh trik. Dengan kata lain ia adalah seorang jenius.


Kita tahu bahwa terdapat kisah-kisah yang hampir mirip, kisah orang hebat yang memiliki reputasi menakjubkan. Kita bisa melihat para Nabi yang terkenal akan kesabaran dan kebaikan hatinya, khususnya Nabi Muhammad yang sampai saat ini masih menjadi tokoh paling berpengaruh di dunia. Ir. Soekarno sang Pahlawan kemerdekaan yang disegani bahkan oleh Negara lain atau Presiden Soeharto yang menjadi Pahlawan dalam penumpasan G 30 S PKI, ya … meskipun di ujung kepemimpinannya ia lebih dikenal sebagai seorang diktator.


Ya … intinya semoga kita dapat memetik manfaat dari kisah di atas. Ah … dan ngomong-ngomong sepertinya cara paling sederhana dalam memupuk reputasi bagus adalah dengan berbuat kebaikan secara konsisten. Ya .. begitulah, sampai jumpa lagi di cerita-cerita lainnya. 





Sumber : Buku 48 Laws Of Power


samagusar

Bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar