Branda

Rich Dad Poor Dad: Pelajaran tentang Aset dan Liabilitas

Sebenarnya sudah sejak lama aku ingin membahas tentang buku-buku populer ataupun buku-buku yang telah kubaca. Dan untuk pembahasan pertama aku akan membahas buku yang cukup lawas yaitu Rich Dad Poor Dad. 

Rich Dad Poor Dad" adalah salah satu buku karya Robert Kiyosaki yang sangat populer dan banyak diperbincangkan dalam dunia keuangan dan investasi. Buku ini berfokus pada perbedaan pandangan keuangan antara "ayah kaya" dan "ayah miskin".

Salah satu poin utama yang dijelaskan dalam buku ini adalah pentingnya membangun aset yang menghasilkan pendapatan, bukan hanya mengandalkan pendapatan dari pekerjaan. Kiyosaki juga menyoroti pentingnya memahami perbedaan antara aset dan liabilitas.

Secara sederhana aset adalah apapun yang menghasilkan pendapatan/pemasukan, atau apapun yang membuat uang masuk ke dompet kita. Sebaliknya, liabilitas adalah apapun yang membuat kita mengeluarkan uang dari dalam dompet kita.

Aset dapat berupa properti investasi seperti real estat, saham, obligasi, atau bisnis yang menghasilkan keuntungan. Aset juga bisa berupa aset yang menghasilkan pendapatan pasif, seperti royalti dari buku atau musik/lagu. Pendekatan Kiyosaki lebih menekankan pada aset yang dapat menghasilkan pendapatan tanpa harus bekerja secara aktif.

Dalam pandangan Kiyosaki, liabilitas bukan hanya hutang atau kewajiban konvensional, seperti membayar listrik dan lainnya, tetapi juga segala hal yang mengeluarkan uang dari saku kita tanpa menghasilkan pendapatan. Misalnya, mobil yang dibeli dengan kredit dan menghabiskan uang untuk pemeliharaan, bensin, dan asuransi dianggap sebagai liabilitas karena menghabiskan uang tanpa menghasilkan pendapatan apapun. Begitupun rumah dan tanah yang menjadi pajangan yang malahan terus menggerus uang dari kita lewat pajaknya. 

Dalam buku "Rich Dad Poor Dad" Sosok Ayah miskin digambarkan sebagai sosok yang terjebak dalam pola pikir yang mencari keamanan, keterjaminan, dan kepastian finansial dalam hidupnya. Ayah miskin ini biasanya terikat pada pekerjaan yang menawarkan gaji yang stabil, manfaat seperti asuransi kesehatan dan pensiun, serta jaminan keamanan dalam pekerjaan.

Di sisi lain, Kiyosaki malah mendorong pembaca untuk membangun keberanian dan mengubah paradigma mereka. Dia mengajak kita untuk mengambil risiko yang terukur, keluar dari zona nyaman, dan mengejar kesempatan untuk mencapai kebebasan finansial. Dalam pandangan Kiyosaki, kebebasan finansial sejati terletak pada kepemilikan aset yang menghasilkan pendapatan dan membebaskan kita dari ketergantungan pada pekerjaan yang monoton.

Tergila-gila akan keamanan dan keterjaminan merupakan hal yang akan menjerat kita ke dalam kemiskinan dikarenakan menyebabkan kita melewatkan banyak peluang yang disebabkan oleh takutnya mengambil resiko.

Dan ada satu argumen/pandangan Kiyosaki yang menurutku cukup mencengangkan, yaitu di saat orang miskin ingin membeli barang yang mahal, mereka cenderung mengatakan bahwa mereka tidak mampu membelinya. Hal ini menurut Kiyosaki merupakan bentuk dari kemalasan dan akan membuat otak kita berhenti berpikir. Alih-alih berpikir seperti itu, ia menyarankan kita untuk berpikir, bagaimana cara ku untuk dapat membelinya. Ungkapan sederhana ini akan membuka kemungkinan, semangat, dan impian, serta memaksa otak kita untuk mencarikan jalan keluarnya.

Dan yang membuat buku ini begitu emosional adalah ketidakpuasan yang aku rasakan setelah membacanya. Aku merasa marah pada sistem pendidikan yang tidak memberikan pengetahuan keuangan yang diperlukan untuk berhasil dalam kehidupan. Rasa takut pun muncul, takut terjebak dalam jerat ketergantungan pada pekerjaan dan membiarkan kesempatan untuk mencapai kebebasan finansial terlewatkan begitu saja.

Namun, kegembiraan dan semangat yang ku rasakan jauh lebih besar dari rasa takut tersebut. Buku ini mendorong kita untuk mengambil tindakan, untuk menjelajahi dunia keuangan dan investasi, untuk belajar secara mandiri dan tumbuh sebagai individu yang lebih kuat dan bijaksana secara finansial.

Buku ini membantu kita melihat di luar kotak dan mengajarkan tentang kekuatan investasi, bagaimana aset-aset dapat bekerja untuk kita dan memberi kebebasan finansial yang kita impikan. 

Ok, segitu aja, terima kasih! 


samagusar

Bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar