Branda

Don Quixote : Ksatria yang hidup di bawah Ilusi


Kalian tentunya tidak asing dengan salah satu villain ikonik dari serial One Piece, yaitu Doflamingo. Namun, tahu gak bahwa karakter yang satu ini ternyata terinspirasi dari novel populer asal Spanyol "El ingenioso hidalgo don quijote de la Mancha" Atau petualangan Don Quixote.


Okay, kali ini, aku ingin berbagi pengalaman mengagumkan dengan salah satu karya sastra klasik yang paling dihormati sepanjang masa - Don Quixote karya Miguel de Cervantes. Karya ini tidak hanya sebuah novel epik, tetapi juga merupakan penghormatan terhadap kekuatan imajinasi dan perjuangan manusia untuk mencari makna dalam kehidupan.


Don Quixote, novel yang ditulis pada abad ke-17 ini menceritakan kisah seorang bangsawan tua yang kehilangan akal sehatnya karena membaca terlalu banyak buku mengenai kesatria-kesatria yang berani dan cinta yang agung. Don Quixote dengan setia melayani idealisme dan keyakinannya yang teramat kuat dalam menegakkan keadilan dan kebaikan. Meskipun kisahnya penuh dengan kekonyolan dan kegilaan, namun di balik itu tersembunyi kebijaksanaan dan pesan moral yang dalam.


Miguel de Cervantes, melalui gaya bahasa yang memikat, menciptakan karakter Don Quixote yang mempesona dan memukau hati. Kejenakaannya yang tak terbantahkan dan semangatnya yang tidak tergoyahkan menjadikannya pahlawan yang tidak lazim. Sebagai pembaca, kita akan disuguhi dengan perjalanan yang penuh liku-liku, yang kadang-kadang membuat kita tertawa terbahak-bahak, namun pada saat yang sama, merenungkan keberadaan dan makna kehidupan yang dalam.


Don Quixote juga memiliki seorang sahabat setia, Sancho Panza, seorang penggembala yang setia menemani perjalanannya. Tak lupa juga dengan keledai tunggangannya yang dikenal dengan nama Rocinante.


Hubungan antara Don Quixote dan Sancho 

Panza merupakan titik sentral dalam novel ini, mencerminkan hubungan antara idealisme dan realitas, keberanian dan ketakutan, serta pengorbanan dan kepentingan diri. Keduanya menjadi sumber inspirasi dan hiburan yang tak terhingga bagi pembaca. "Keduanya sama-sama gila."


Dalam setiap cerita ini, Cervantes mengeksplorasi berbagai aspek manusia dan masyarakat, mempersembahkan kritik sosial dan komentar yang tajam, dan mempertanyakan realitas dan kebenaran. Ia menunjukkan kepada kita bahwa dunia kita sendiri adalah panggung penuh kegilaan dan kesalahan.


Gaya bahasa yang digunakan oleh Cervantes memberikan kekuatan dan keindahan yang luar biasa pada kisah ini. Ia mengolah kata-kata dengan kepiawaian yang memikat, menciptakan gambaran yang hidup dan menghidupkan karakter-karakternya. Ketajaman pengamatan dan kepekaan emosionalnya terpancar melalui setiap kalimat, membawa kita lebih dekat dengan perjuangan dan ketakutan yang dirasakan oleh Don Quixote. Inilah yang membuatku suka membaca karya sastra klasik, terdapat keindahan di setiap kata-katanya dan perasaan emosional yang kurasakan ketika membacanya.


"Kecantikan dan ketidaksopanan tidak baik hadir berbarengan. Tawa yang datang dari pikiran kosong adalah tawa orang bodoh. Jangan sakit hati oleh kata-kataku. Aku tidak bermaksud menyakiti. Aku siap melayani kalian."


Nah, itu adalah salah satu kutipan yang aku ambil dalam buku ini. Memang, karya sastra klasik menyimpan keunikan dan keindahannya sendiri.


Terakhir, pesan moral yang berhasil aku tangkap dalam buku ini adalah agar kita tidak kehilangan diri dalam imajinasi dan idealisme, namun tetap menyadari batasan realitas. Supaya tidak terhanyut dalam imajinasi dan berubah menjadi ksatria gila layaknya don Quixote.


Okay, segitu aja. Terima kasih! 

 

samagusar

Bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar